Sunday, August 14, 2011

Why do we make wrong inferences

Pelajaran menarik hari ini yang kuperoleh dari tutor bahasaku adalah bagaimana menarik kesimpulan (making inferences) yang tepat. Menarik kesimpulan dari suatu informasi yang kita baca, dengar atau lihat akan dipengaruhi oleh schematic yang sudah kita miliki. Schematic adalah cara pandang atau pola berpikir yang sudah kita miliki. Schematic itu sendiri tentu saja dipengaruhi oleh knowledge, religion, environment, atau experience of life yang sudah ada pada diri kita. Penarikan kesimpulan seringkali tidak tepat setidaknya karena 3 hal, yaitu lack of schematic, wrong schematic, dan jump into conclusion.
Hal yang paling mudah untuk dijelaskan adalah jump into conclusion. Ini karena sering melihat hal ini terjadi pada diri sendiri atau pada orang-orang di sekitar. Sebagai contoh, saat seorang guru memarahi muridnya hanya karena tidak membawa buku atau tugas, kemudian murid yang bersangkutan tidak bisa memberikan alasan yang tepat, maka dengan serta merta Sang guru mengucapkan “Masih sekolah, bawa buku aja lupa, apalagi kalau sudah besar, kamu mungkin akan lupa sama Tuhan”. Terlihat bahwa logika berfikir yang mengantarkan pada dugaan “kesimpulan” nantinya sang murid akan lupa sama Tuhan sangatlah tidak berdasar, tidak ada korelasi dengan apa yang mungkin jadi penyebab lupa membawa buku, khususnya untuk kasus murid tersebut. Contoh itu bisa menggambarkan adanya lompatan berfikir dalam menarik kesimpulan, namun lompatan tersebut tidak berdasar dan tidak terkait dengan informasi yang masuk.
Berbeda dengan penyebab sebelumnya, lack of schematic bisa saja menghasilkan kesimpulan yang setengah benar. Setengah benar karena hanya menurut orang yang menarik kesimpulan tersebut, padahal ada banyak informasi dan pandangan lain yang benar. Sebagai contoh, di koran disebutkan bahwa untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat tabrakan kereta api, maka dilakukan penambahan gerbong kosong di depan dan dibelakang. Bagi orang-orang yang pola berpikirnya terbatas, maka dengan mudah dia akan menarik kesimpulan bahwa keputusan tersebut tepat. Setidaknya jika terjadi tabrakan, maka gerbong yang biasanya paling parah rusaknya adalah gerbong paling depan atau paling belakang. Kesimpulan ini akan beradu dengan banyak pandangan orang lain yang beranggapan itu adalah useless. Lack of schematic dalam istilah di teknik industri adalah tidak berfikir sistemik (system thinking).
Adapun penyebab ketiga yaitu wrong schematic disebabkan sudah salahnya cara berfikir dalam diri seseorang. Contohnya, ketika ada orang berpadangan bahwa mencari rejeki yang haram saja susah, maka apalagi mencari yang halal. Penarikan kesimpulan seperti itu, mungkin terjadi ketika seseorang mendengar ajakan untuk mencari rejeki yang halal. Contoh lain adalah para pengendara motor banyak berebut di depan zebra cross lampu lalu lintas karena melihat tidak ada tilang, banyak kendaraan lain juga melakukan hal yang sama, dan mungkin karena buru-buru untuk tiba sampai di kantor. Kesimpulan yang berbuah pada tindakan membiasakan diri melanggar marka jalan, adalah bagian dari wrong schematic yang sudah ada dalam batok kepala.
Sebagai kesimpulan, untuk menghindari penarikan kesimpulan yang tidak tepat, cobalah baca informasi yang akan ditarik kesimpulannya secara utuh. Kemudian berfikirlah secara sistem, pertimbangkan baik buruknya, positif negatifnya, atau gunakan semua pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki.

No comments:

Post a Comment